Sabtu, 13 Agustus 2016

Wisata Kraton Yogyakarta

Lonceng Kyai Brajanala berdentang sekian kali, suaranya bukan sekedar penuhi Regol Keben tetapi terdengar sampai Siti Hinggil serta Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta. Sedang di Sri Manganti terdengar lantunan tembang dalam Bhs Jawa Kuna yang didendangkan oleh seseorang abdi dalam. Satu kitab tua, sesaji, lentera, serta gamelan terhampar di depannya. Sebagian wisatawan tempat wisata indonesia dari mancanegara terlihat khusyuk dengarkan tembang macapat, sesekali mereka tampak menghimpit tombol shutter untuk mengambil gambar. Walau tidak paham makna tembang itu, saya ikut duduk di jejeran depan. Nada tembang jawa yang mengalun pelan bercampur dengan wangi bunga serta asap dupa, membuat situasi magi yang melenakan. Di segi kanan terlihat 4 orang abdi dalam lain yang bersiap untuk bertukaran nembang. Diluar pendopo, burung-burung berkicau dengan riuh sembari terbang dari pucuk pohon sawo kecik yang banyak tumbuh di kompleks Kraton Yogyakarta lalu hinggap diatas rerumputan.



Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang saat ini lebih di kenal dengan nama Kraton Yogyakarta adalah pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bukan sekedar jadi rumah raja serta keluarganya semata, Kraton juga jadi kiblat perubahan budaya Jawa, sekalian penjaga nyala kebudayaan itu. Ditempat ini wisatawan bisa belajar serta lihat dengan cara segera bagaimana budaya Jawa selalu hidup dan dilestarikan. Kraton Yogyakarta di bangun oleh Pangeran Mangkubumi pada th. 1755, sebagian bln. sesudah penandatanganan Kesepakatan Giyanti. Dipilihnya Rimba Beringin sebagai tempat berdirinya kraton karena tanah itu diapit dua sungai hingga dikira baik serta terlindung dari peluang banjir. Walau telah berumur beberapa ratus th. serta pernah rusak akibat gempa besar pada th. 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetaplah berdiri dengan kokoh serta tertangani dengan baik.

Berkunjung ke Kraton Yogyakarta bakal memberi pengalaman yang bernilai sekalian mengesankan. Kraton sebagai pusat dari garis imajiner yang menghubungakn Pantai Parangtritis serta Gunung Merapi ini mempunyai 2 loket masuk, yang pertama di Tepas Keprajuritan (depan Alun-alun Utara) serta di Tepas Pariwisata (Regol Keben). Bila masuk dari Tepas Keprajuritan jadi wisatawan cuma dapat masuk Bangsal Pagelaran serta Siti Hinggil dan lihat koleksi sebagian kereta kraton sedang bila masuk dari Tepas Pariwisata jadi Anda dapat masuk Kompleks Sri Manganti serta Kedhaton dimana ada Bangsal Kencono sebagai balairung paling utama kerajaan. Jarak pada pintu loket pertama serta ke-2 tidaklah jauh, wisatawan cukup menyusuri Jalan Rotowijayan dengan jalan kaki atau naik becak.

Terdapat beberapa hal yang dapat disaksikan di Kraton Yogyakarta, dari mulai kesibukan abdi dalam yang tengah lakukan tugasnya atau lihat koleksi beberapa barang Kraton. Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang menyebar di beberapa ruang itu dari mulai keramik serta barang pecah iris, senjata, photo, miniatur serta tiruan, sampai bermacam type batik beserta deorama sistem membuatnya. Diluar itu, wisatawan dapat juga nikmati pertunjukan seni dengan jadwal tidak sama sehari-harinya. Pertunjukan itu dari mulai macapat, wayang golek, wayang kulit, serta tari-tarian. Untuk nikmati pertunjukkan seni wisatawan tak perlu keluarkan cost penambahan. Bila datang pada hari selasa wage, Anda dapat melihat lomba jemparingan atau panahan style Mataraman di Kemandhungan Kidul. Jemparingan ini dikerjakan dalam rencana tinggalan dalam Sri Sultan HB X. Kekhasan dari jemparingan ini yaitu tiap-tiap peserta harus kenakan baju tradisional Jawa serta memanah dengan posisi duduk.

Selesai nikmati pertunjukan macapat, kami juga beranjak mengelilingi kompleks kraton serta masuk ke Museum Batik yang diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada th. 2005. Koleksi museum ini cukup bermacam dari mulai bermacam kain batik sampai peralatan membatik dari saat HB VIII sampai HB X. Diluar itu di museum ini dapat disimpan sebagian koleksi hadiah dari beberapa entrepreneur batik di Jogja ataupun daerah lain. Waktu tengah nikmati koleksi museum, pandangan kami tertuju pada satu diantara sumur tua yang di bangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Diatas sumur yang sudah ditutup memakai kasa alumunium itu ada tulisan yang melarang pengunjung memasukkan duit. Penasaran dengan maksud kalimat itu kami juga mendekat serta lihat kedalam sumur, nyatanya di basic sumur ada kepingan duit logam serta duit kertas yang berhamburan.

Senang jalan mengelilingi Kraton Yogyakarta, kami juga melangkahkan kaki keluar regol dengan hati riang. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, tampak satu papan nama yang tawarkan kelas belajar nembang/macapat, menulis serta membaca huruf jawa, menari classic, dan belajar mendalang. Rupanya di Kompleks Kraton Yogyakarta terdapat banyak tempat pelatihan atau tempat belajar budaya dan kesenian Jawa. kami juga berjanji dalam hati, satu waktu bakal kembali untuk belajar mengeja serta menulis huruf hanacaraka ataupun belajar menari.

Baca Juga : Ketep Pass di Magelang

Jadwal pertunjukan harian di kraton

Senin - Selasa : Musik gamelan (mulai jam 10. 00 WIB)
Rabu : Wayang golek menak (mulai jam 10. 00 WIB)
Kamis : Pertunjukan tari (mulai jam 10. 00 WIB)
Jumat : Macapat (mulai jam 09. 00 WIB)
Sabtu : Wayang kulit (mulai jam 09. 30 WIB)
Minggu : Wayang orang & pertunjukan tari (mulai jam 09. 30 WIB)

Nah, itu dia sekilas seputar wisata Kraton Yogyakarta yang bisa anda jadikan referensi untuk berwisata budaya sekaligus sejarah ketika musim libur tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.